6 Fakta tentang Lhokseumawe Aceh

ISTANAGOALLOUNGE – Lhokseumawe merupakan sebuah kota di Provinsi Aceh, letaknya di pesisir timur Sumatra. Berada di antara Banda Aceh dan Medan menjadikannya sebagai jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh. Kota Lhokseumawe baru terbentuk pada 2021. Nama Lhokseumawe berasal dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam Bahasa Aceh, Lhok berarti dalam, teluk, palung laut, dan Seumawe bermakna air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keterangan lain juga menyebutkan nama Lhokseumawe berasal dari nama Teungku Lhokseumawe yang dimakamkan di Kampung Uteun Bayi, yakni kampung tertua di Kecamatan Banda Sakti. 6 Fakta tentang Lhokseumawe Aceh

6 Fakta tentang Lhokseumawe Aceh

1. Lokasi Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Pada 1267, kerajaan Islam pertama di Nusantara didirikan. Kerajaan Samudra Pasai di dirikan oleh Meurah Silu.

Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak.

Meurah Silu berganti nama Malik al-Saleh dan menjadi Raja Pasai pertama. Ia berkuasa lebih kurang 29 tahun. 

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah makam raja-raja Pasai di Kampung Geudong, Aceh Utara.

Kompleks makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di Desa Beuringin,

Kecamatan Samudera, sekitar 17 kilometer sebelah timur Lhokseumawe.

Kerajaan Samudra Pasai ini memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia,

hingga akhirnya kerajaan ini dianeksasi oleh Kesultanan Aceh pada abad ke 16.

Lhokseumawe terus memainkan peran penting saat menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Peran penting Kota Lhokseumawe dalam sejarah Aceh bisa terlihat dari banyaknya situs bersejarah di seantero kota ini.

2. Di juluki Kota Petro Dollar

Lhokseumawe di kenal sebagai kota penghasil gas di Provinsi Aceh.

Pertambangan gas di Lhokseumawe bermula pada 1968, saat Pertamina menggandeng Mobil Oil untuk mengobservasi sumber minyak.

Pada 24 Oktober 1971, kontrak bagi hasil tersebut berhasil menemukan ladang gas alam di Arun.

Ladang gas Arun menyimpan cadangan gas yang sangat besar, bahkan saat itu di estimasi sebagai cadangan gas alam terbesar di dunia.

Ladang gas Arun di taksir menyimpan cadangan gas mencapai 17,1 triliun kaki kubik.

Penemuan ladang gas Arun mendapat perhatian dari pemerintah sehingga pada 19 September 1978, Presiden Soeharto kemudian meresmikan PT Arun Natural Gas Liquefaction Co.

Kinerja ekspor PT Arun sangat tinggi dan sukses merajai ekspor gas alam terbesar di dunia pada periode 90-an.

Karena cadangan gas dan aktivitas kinerja ekspor itu, Lhokseumawe lalu di juluki sebagai kota Petro Dollar.

3. Pusat Industri Terbesar di Aceh

Kota Lhokseumawe juga mempunyai berbagai pabrik industri lainnya selain gas.

Perusahaan pupuk nasional PT. PIM (Pupuk Iskandar Muda) juga berdiri di kota ini.

Perusahaan pupuk internasional PT. AAF (Aceh Asean Fertilizer) pun ada di sini.

Begitu pula dengan perusahaan kertas nasional PT. KKA (Kertas Kraft Aceh) yang di kelola langsung oleh BUMN.

Kehadiran industri-industri besar di kota ini tentu saja menaikkan pendapatan kota ini.

Hal itu membuat tingkat permintaan penginapan di Kota Lhokseumawe juga terbilang tinggi.

Karyawan, baik negeri dan swasta, yang bekerja di Kota Lhokseumawe sering mencari penginapan ketika dalam masa penugasan,

mengingat karyawan-karyawan tersebut berasal dari luar Kota Lhokseumawe.

4. Tradisi Meugang

Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, Lhokseumawe juga punya tradisi hari raya.

Tradisi itu bernama Meugang atau Makmeugang, yakni tradisi menyembelih hewan kurban berupa kambing atau sapi.

Daging kurban itu kemudian d imasak dan di nikmati bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu yang di lakukan masyarakat Aceh.

Tradisi ini di laksanakan setahun tiga kali, yaitu pada Ramadan, IdulAdha, dan IdulFitri.

Sapi dan kambing yang di sembelih bisa berjumlah ratusan. Selain kambing dan sapi, masyarakat juga menyembelih ayam dan bebek. 

Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadan atau hari raya,

sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramadan atau hari raya.

Biasanya masyarakat memasak daging di rumah, kemudian membawanya ke masjid untuk makan bersama yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *