6 Fakta Menarik Kabupaten Maros

ISTANAGOALLOUNGE 6 Fakta Menarik Kabupaten Maros Maros menjadi salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, dan bertetangga dengan Kabupaten Gowa dan Bone di sebelah timur.

Letaknya yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, menjadikan Kabupaten Maros masuk dalam proyek pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata. Proyek tersebut menguntungkan bagi perkembangan kabupaten yang berpenduduk 391.774 jiwa pada 2020 itu.

Kabupaten ini memiliki luas 1.619,11 kilometer persegi ini, terbagi ke dalam 14 kecamatan. Kabupaten Maros juga memiliki sarana transportasi udara terbesar se-kawasan timur Indonesia, yakni Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Hal lainnya adalah mangga menjadi komoditi terbanyak yang di produksi Maros, yakni mencapai 73.523 kuintal.

1. Asal Mula Maros

Dahulu, Kabupaten Maros di kenal sebagai wilayah Kerajaan Marusu. Kerajaan ini di pengaruhi dua kerajaan tetangga, yakni Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa, karena Maros di nilai sangat potensial. Mayoritas suku yang mendiami Kabupaten Maros adalah Suku Bugis dan Suku Makassar.

2. Upacara Adat

Upacara adat Kabupaten Maros masih berhubungan dengan Kerajaan Marusu. dan Upacara adat tersebut masuk ke dalam kalender wisata pemerintah Kabupaten Maros. Ada tiga upacara adat yang di gelar mengikuti siklus tanam pertanian.

Di mulai dengan upacara adat Appalili atau awal tanam, biasanya di lakukan sebagai tanda awal musim tanam yang terjadi di musim penghujan. Upacara ini melibatkan masyarakat setempat dan mengundang tamu-tamu kehormatan.

Upacara adat kedua di namai Katto Bokko, yakni tradisi memanen padi. Katto Bokko merupakan jenis padi Banda, hasil tanam di sawah adat Kerajaan Marusu.

Terakhir adalah upacara upacara appaddendang atau syukuran panen raya. Setahun sekali upacara adat di lakukan dengan mengarak dari sawah hingga ke rumah adat Balla Lompoa Karaeng Marusu.

3. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Taman Nasional Bantimurung terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, sekitar 45 kilometer dari Kota Makassar. Dan taman Nasional ini terkenal hingga mancanegara karena terdapat habitat kupu-kupu yang menawan. Seorang naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace pernah meneliti kupu-kupu langka di wilayah ini, seperti spesies Pailio Androcles, pada 1856–1857.

Di taman nasional ini juga di bangun Museum Kupu-Kupu. Tetapi, taman nasional ini juga di huni banyak flora an fauna lainnya. Pada 2019, Taman Nasional Bantimurung menerima penghargaan sebagai ASEAN Heritage Park dalam acara Sixth ASEAN Heritage Park Conference.

4. Taman Prasejarah Leang Leang

Taman Prasejarah Leang Leang atau Gua Leang Leang terletak di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Dulunya, gua ini merupakan tempat tinggal manusia purba daerah ini pada 6000 hingga 50.000 tahun yang lalu.

Di dalam gua ini terdapat lukisan pada dinding gua yang di perkirakan berusia 5000 tahun SM. Lukisan tersebut di temukan oleh Leang Pettae dan Petta kere. Para ahli menyebut peninggalan ini sebagai bukti dari kebudayaan Toala.

5. Desa Wisata Rammang-Rammang

Desa Wisata Rammang-Rammang berada di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Dan desa ini di penuhi bentangan pegunungan kapur yang menjadi pegunungan kapur terluas kedua setelah China.

Rammang-Rammang menjadi bagian dari Geopark Maros-Pangkep. Di desa ini Anda dapat menyusuri Sungai Putai dengan menggunakan perahu dengan tujuan Kampung Berua.

Selain itu, desa ini dikenal dengan atraksi budaya tari tradisional Paduppa untuk menyambut tamu. Masyarakat setempat juga menghidangkan kuliner seperti abon telur, ikan bandeng tanpa tulang, dan ikan kambu.

6. Makanan Khas

Roti Maros menjadi salah satu makanan khas kabupaten ini. Dulunya, makanan ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Seiring perkembangan zaman, makanan ini berkembang menjadi produksi industri yang tak terbatas kelas.

Bentuk roti ini bulat dengan isian selai srikaya. Biasanya ditambahkan vanili atau pandan untuk pewangi roti. Penyajian roti ini seperti roti sobek yang terbagi menjadi sembilan hingga dua belas buah. Roti ini cocok menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Maros.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *