IstanaGoalLounge – Nama Belu sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur mungkin belum familiar bagi sebagian orang. Lokasinya berbatasan dengan Selat Ombai di sebelah utara dan Kabupaten Malaka di sebelah selatan. Secara administrasi, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.284,94 kilometer persegi yang di bagi ke dalam 12 kecamatan. Kecamatan terluas di kabupaten ini berada di Tasifeto Barat sebesar 224,19 kilometer persegi dan kecamatan terkecil terletak di Atambua Barat sebesar 15,55 kilometer persegi. berikut 3 Fakta Menarik Kabupaten Belu NTT
3 Fakta Menarik Kabupaten Belu NTT
1. Manusia Pertama Belu
Menurut sejarah, manusia pertama daerah Belu adalah Suku Melus.
Suku ini di kenal dengan sebutan Emafatuk Oan Ema Ai Oan yang berarti manusia penghuni batu dan kayu.
Manusia melus memiliki postur tubuh yang kuat, kekar, dan bertubuh pendek.
Sementara, pendatang yang menghuni wilayah Belu berasal dari Sina Mutin Malaka.
Para pendatang itu berlayar menuju Timor melewati Larantuka.
Para pendatang Belu di pimpin oleh Maromak Oan Liurai Nain di Belu bagian selatan.
Menurut peneliti, kekuasaannya juga juga mencapai sebagian daerah Dawan (Insana da Biboki).
Maromak Oan tinggal di pusat kekuasaan Kerajaan Wewiku-Wehali. Sejak Belanda masuk,
mereka membagi daerah Belu menjadi wilayah selatan dan utara agar memudahkan pengawasan masyarakat.
2. Benteng Makes
Makes terletak di Puncak Bukit Desa Dirun, Kecamatan Lamanen, Kabupaten Belu.
Benteng ini juga di kenal masyarakat lokal sebagai Benteng Lapis 7 atau Benteng Ranu Hitu
karena memiliki tujuh lapis pintu masuk dan lorong-lorong jalan keluar melalui pintu belakang.
Benteng ini sudah ada sebelum zaman penjajahan Portugis. Fungsinya sebagai pertahanan utama Kerajaan Dirun dalam situasi perang antar-suku.
Benteng Makes juga tempat para pejuang untuk mengatur strategi dan menguji kekebalan tubuh dengan cara memotong tubuh mereka sendiri.
Benteng ini mengalami beberapa kali perpindahan tangan. Terakhir kali, benteng ini di kuasai oleh tiga suku lokal, yaitu Suku Loos, Suku Sri Gatal, dan Suku Monesogo.
Susunan bangku di ruang pertemuan benteng ini terbuat dari batu alam yang berbentuk pipih yang disusun sedemikian rupa dan tatanan batu melingkar.
Konon, di tengah tempat pertemuan terdapat dua buah batu besar dan kecil yang dipergunakan untuk menaruh kepala musuh.
Bangku Raja Suku Uma Metan memiliki susunan berbeda dengan singgasana batu yang di susun lebih tinggi.
Selain itu, terdapat sebuah batu berbentuk bulat pipih yang di gunakan sebagai alas duduk dan tidak boleh di duduki siapapun hingga sekarang.
Menurut kepercayaan masyarakat Timor, siapa pun yang menduduki batu tersebumaka akan bernasib buruk.
3. Kampung Adat
Kampung adat di Kabupaten Belu terletak di atas bukit dan gunung.
Pola perkampungan adat ini menggambarkan hubungan masyarakat dengan alam, tatanan sosial, kosmologi masyarakat yang tinggal di perkampungan.
Rumah adat di kampung adat ini berbentuk rumah panggung dengan tiang kayu.
Atap rumah adat ini berbentuk perahu terbalik, tetapi di Kampung Adat Nualin Tas dan Kampung Adat Duarato,
pada bubungan atap terdapat maten atau ijuk yang di jepit dengan bambu yang di ikat datar, serta matenkes, bambu yang di susun silang berdiri menghadap ke atas.
Rumah adat yang memiliki bubungan atap terdapat maten dan matenkes. Keduanya merupakan simbol pemilik rumah adalah bangsawan, baik raja atau vetor.
Pada dinding rumah adat terdapat hiasan pahat bernilai simbolis antara lain hiasan ayam menandakan kejantanan,
cicak sebagai simbol peramal situasi kehidupan manusia, dan buah dada perempuan simbol kehidupan.
Ikutin Terus Prediksi Togel Terupdate
IstanaGoalLounge