ISTANAGOALLOUNGE 6 Fakta Menarik Kabupaten MajeneMajene merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat. Kabupaten ini terletak di pesisir barat Pulau Sulawesi yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar dan Pulau Kalimantan.
Kabupaten Majene memiliki luas 947,84 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 174.407 jiwa pada 2020. Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Majene sebanyak 87.025 jiwa dan perempuan sebanyak 87.382 jiwa.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamuju di sebelah utara, Kabupaten Polewali Mandar dan Mamasa di sebelah timur, serta Teluk Mandar dan Selat Makassar di sebelah selatan dan barat. Wilayahnya terbagi dalam delapan kecamatan yaitu Banggae, Banggae Timur, Pamboang, Sendana, Tammerodo, Tubo Sendana, Malunda, dan Ulumanda
Salah satu komoditas unggulan dari Majene adalah kakao, yakni bahan utama pembuat cokelat. Selain itu, warga Majene juga banyak yang beternak kambing. Mereka mengolahnya secara tradisional namun hasilnya bisa memberi tambahan pendapatan bagi warga.
Tentunya, masih banyak hal menarik lainnya dari kabupaten ini. Berikut enam fakta menarik Kabupaten Majene.
1. Kompleks Makam Raja dan Hadat Banggae
Kompleks pemakaman ini berada di atas Bukit Ondongan, Kecamatan Banggae, di tepi Pantai Cilallang tempat para nelayan menambatkan perahunya. Keberadaan kompleks pemakaman ini dapat menjadi bukti eksistensi peradaban Mandar.
Kompleks Makam Raja dan Hadat Banggae merupakan pemakaman raja-raja dan hadat (kaum adat) Banggae dari abad ke-17 hingga abad ke-20. Terdapat 471 buah makam di pemakaman seluas 1,6 hektare itu dan menjadi komplek makam terluas di Sulawesi Barat.
Keunikan kuburan di kompleks ini terletak pada penggunaan batu karang yang di pahat dengan berbagai motif, seperti motif kaligrafi, geometri, swastika, dan bunga. Kuburannya berukuran besar dengan batu pahat yang memiliki sistem kunci sehingga tidak mudah terlepas.
Rata-rata, makam ini tidak memiliki tulisan yang menunjukkan nama dan waktu kehidupannya. Biasanya, kompleks di datangi warga yang ingin berziarah, tetapi tidak jarang pula mahasiswa juga mendatangi kompleks cagar budaya ini.
2. Betteng Adolang
Betteng Adolang berada di dekat Dusun Galung. dan Betteng berarti benteng bagi masyarakat sekitar. masyarakat sekitar.
Benteng setinggi satu meter ini di bangun dari tumpukan batu tanpa perekat. Walaupun begitu, benteng ini tetap berdiri kokoh. Di sekeliling benteng ini di tumbuhi pohon akasia dan pohon kayu mangiwang.
Benteng ini memiliki dua lapis pertahanan. Lapisan pertama berada di atas tebing arah barat daya. Persis di bawah tebing tersebut terdapat jalan setapak yang merupakan akses jalan dari Pamboang ke Adolang. Lapisan kedua berada lebih dalam.
Dulunya, benteng ini di jadikan tempat pertahanan bagi para pejuang untuk menghadapi penjajah Belanda. Ketika para serdadu Marsose Belanda melintas, para pejuang sudah siap dengan batu-batu besar yang berjejer di atas tebing. Jika lolos, mereka akan menghadapi lapisan kedua.
Namun, Belanda belajar dari pengalaman pertama. Mereka pun mengalahkan para pejuang. Kini, benteng berfungsi untuk melindungi tanaman ladang dari gangguan hama babi.
3. Perahu Sandeq
Sandeq merupakan Bahasa Mandar yang berarti runcing. Perahu Sandeq memiliki bentuk yang lebar dengan badan perahu yang tipis seperti model pisau. Layar perahunya berbentuk segitiga yang dapat melaju 15-20 knot per jam.
Perahu Sandeq sudah di kenal hingga kancah internasional, bahkan di sebut sebagai salah satu perahu layar tercepat di dunia. Selain sebagai perahu penangkap ikan khas mandar, perahu ini juga di gunakan untuk alat perlombaan olahraga bahari. Sejak 1955, terdapat Sandeq Race yang menjadi acara penting bagi Sulawesi Barat yang dulu masih menjadi bagian dari Sulawesi Selatan. 3 dari 4 halaman
4. Pantai Dato
Kabupaten yang di kenal karena keindahannya, mereka mengembangkan daerah pantai sejak 1996, salah satunya yaitu Pantai Dato. Pantai ini berada di Kecamatan Baurung dekat dengan Kota Polewali di Sulawesi Barat.
Pantai Dato atau Dato Pangalle menyajikan pemandangan pantai pasir putih yang halus dan taman laut yang indah. Pada garis pantai ini, merupakan tempat tinggal kelomang dengan berbagai macam bentuk cangkang.
Perairan air yang tenang membuat pantai ini dapat berfungsi sebagai tempat pemancingan. Keindahan terumbu karang bawah laut juga menjadi daya tarik sendiri.
5. Pemandian Air Panas Limboro
Pemandian ini terletak di Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, sekitar 46 kilometer dari pusat kota Majene. Luas wilayah pemandian air panas ini mencapai 100 meter persegi.
Terdapat tiga kolam dengan ukuran dan suhu berbeda yang bisa di pilih pengunjung. Kolam terpanas berada di kolam terkecil, sedangkan kolam terbesar suhunya lebih hangat.
Menurut warga, air panas di pemandian ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Lokasinya yang berada di atas puncak pegunungan kemiri dan Kakao, menjadi kenikmatan tersendiri ketika berendam.
6. Makanan Pokok Warga Majene
Kabupaten Majene memiliki makanan khas yang bernama Jepa. Kuliner ini merupakan makanan pokok Majene atau suku Mandar yang terbuat dari singkong. Mereka mengonsumsinya layaknya nasi.
Bentuknya seperti lingkaran tipis besar. Biasanya di masak dengan dua tungku kayu bakar. Proses pembuatan jepa di mulai dengan mengupas singkong atau ubi kayu dan di bersihkan. Kemudian, singkong di parut dan di peras untuk menghilangkan air. Terakhir, olahan tersebut di ayak serta di tambahkan dengan parutan kelapa agar terasa gurih.