ISTANAGOALLOUNGE 6 Fakta Kabupaten Manggarai Barat Berbicara tentang Manggarai Barat, tak bisa di lepaskan dari Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. Dua destinasi ini menjadi favorit wisatawan dalam beberapa tahun belakangan, terutama setelah di tetapkan sebagai salah satu destinasi super prioritas.
6 Fakta Kabupaten Manggarai Barat Manggarai Barat terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang di pisahkan oleh Selat Sape di sebelah barat.
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai. Luas wilayahnya 9.450 kilometer persegi yang terbagi atas wilayah daratan seluas 2.947,50 kilometer persegi dan wilayah lautan 7.052,97 kilometer persegi.
Kabupaten Manggarai Barat terbagi atas 12 kecamatan dengan jumlah penduduknya mencapai 256,317 ribu jiwa, pada 2020. Warga setempat tidak memiliki sapi perah dan domba, tetapi babi menjadi komoditas peternakan terbanyak di kabupaten ini.
Tidak hanya itu saja, masih banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa di gali dari kabupaten ini. Berikut enam fakta menarik.
1. Rumah Adat Mistis
Rumah adat di Kabupaten Manggarai Barat ini bernama Rumah Adat Pacar Pu’u yang eksistensinya terjaga sampai sekarang. Lokasinya berada di Kampung Pacar, Kecamatan Pacar, sekitar empat jam perjalanan dari Labuan Bajo.
Kampung ini merupakan desa tua dengan halaman berbentuk lingkaran yang di kelilingi susunan batu besar. Konon, susunan batu tersebut tidak di susun oleh manusia melainkan oleh kekuatan mistis, atau dalam bahasa lokal di sebut darad.
Bentuk atap rumah adat ini menyerupai kerucut. Tidak jauh dari rumah adat ini terdapat tempat yang dulunya di jadikan sebagai benteng perang pahlawan Manggarai, Macang Pacar, yang melawan penjajahan Belanda. Benteng yang bernama Benteng Tinggil ini berupa gua dan lorong dari batu kapur. Beberapa senjata kuno peninggalan masa perang masih tersimpan di gua ini.
2. Kampung Melo
Kampung ini merupakan desa adat yang lokasinya sekitar 40 menit perjalanan darat dari pusat kota. Posisinya tidak jauh dari jalan utama Trans Flores.
Posisi Kampung Melo berada di ketinggian, sekitar 624 meter di atas permukaan laut. Para pengunjung bakal di manjakan pemandangan yang asri dengan suasana lebih sejuk di bandingkan dari kawasan di pantai. Para tamu bahkan di sarankan untuk menyiapkan jaket khawatir bila kedinginan di sana.
Desa yang terletak di Kecamatan Mbeliling itu terkenal dengan kekayaan seni dan budaya serta keindahan alam. Sebagai desa wisata, pengunjung dapat melihat kegiatan keseharian Kampung Melo yaitu bercocok tanam dan membuat kerajinan tangan seperti tenun songket, keranjang, topi, dan kesetan. Mereka juga bisa menikmati tarian caci khas Manggarai.
3. Gua Batu Cermin
Gua Batu Cermin terletak di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo. dan Gua ini pertama kali di temukan pada 1951 oleh seorang misionaris dan arkeolog Belanda bernama Theodore Verhoven. Penamaan Gua Batu Cermin ini di karenakan adanya biasan dari cahaya matahari yang dapat menembus bagian dalam gua.
Gua ini memiliki panjang 200 meter. Di sepanjang lorong terdapat berbagai macam stalagmit dan stalagtit. Pada beberapa bagian gua ini juga terdapat tempelan fosil, di antaranya terumbu karang dan biota laut, tetapi yang paling terkenal adalah fosil penyu.
4. Taka Makassar
Taka Makassar merupakan pulau berpasir putih yang hanya terlihat ketika air laut surut. Bentuk pulau ini seperti bulan sabit, ada pula yang mengatakan seperti angka 9.
Pulau kecil yang terletak di Taman Nasional Komodo ini menjadi lokasi pilihan wisatawan untuk menyelam. Berdasarkan situs Tripadvisor, Pulau Taka Makassar masuk dalam nominasi Travelers’ Choice tahun 2020.
4. Danau Sano Nggoang
Danau ini merupakan danau vulkanik yang juga danau terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. dan Danau Sano Nggoang terletak di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang.
Danau berada di ketinggian 750 m dpl dengan kedalaman sekitar 600 meter. Kadar belerang pada danau ini tergolong cukup tinggi sehingga danau ini tidak di peruntukkan untuk mandi.
Danau Sano Nggoang berwarna air hijau jernih. Nama Sano Nggoang berasal dari Bahasa Kempo, Sano dan Nggoang. Sano berarti danau dan Nggoang adalah membara, sehingga jika di gabungkan menjadi danau yang membara.
6. Tarian Daerah
Tarian daerah Manggarai Barat yaitu Tari Caci dan Tarian Ndundu Ndake. Tari Caci berasal dari Kampung Melo, tetapi juga di kenal di Manggarai. Tarian ini menjadi ajang bagi lelaki Manggarai untuk membuktikan ketangkasan dan kejantanan.
Pementasan tarian ini menggunakan kalus atau cambuk dan nggiling atau perisai yang terbuat dari kulit kerbau yang di keringkan. Selain itu, menggunakan agang atau penangkis yang di buat dari beberapa bambu kecil dan di lipat setengah lingkaran. Tarian ini hanya di lakukan oleh para lelaki.
Sementara, Tari Ndundu Ndake di peruntukkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat dan pesta besar. Ndundu ndake dapat di artikan sebagai perempuan, sehingga biasanya di pentaskan oleh perempuan saja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, para lelaki juga turut serta sebagai penari.