IstanaGoalLounge – Tidak seperti bahasa lainnya, bahasa isyarat adalah bahasa visual. Sasaran dalam mengenal bahasa isyarat salah satunya adalah untuk orang yang berkebutuhan khusus, yakni teman tuli atau tunarungu (kekurangan pendengaran). Teman tuli menggunakan bahasa isyarat secara aktif. Bahasa ini biasanya digunakan dengan mengombinasikan gerak atau bentuk tangan, tubuh, lengan, serta ekspresi wajah untuk menyampaikan sebuah pesan. berikut 7 Fakta tentang Bahasa Isyarat yang Wajib Diketahui
7 Fakta tentang Bahasa Isyarat yang Wajib Diketahui
1. Tiap Negara Punya Bahasa Isyarat Berbeda
Muncul pertanyaan kenapa harus ada lebih dari satu bahasa isyarat? Memperbanyaknya hanya membuat bahasa ini menjadi lebih rumit.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan masuk akal jika bahasa isyarat adalah sebuah sistem yang di ciptakan dan kemudian di serahkan kepada komunitas tunarungu sebagai alat bantu.
Namun, pada kenyataannya,bahasa isyarat seperti bahasa lisan.
Bahasa ini berkembang secara alami dari sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain.
Saat ini, di perkirakan ada lebih dari 300 jenis bahasa isyarat.
Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis bahasa isyarat yang di gunakan, Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).
2. Seiring Waktu, Improvisasi Gestur Dapat Berkembang Menjadi Bahasa Utuh
Pada 1980, sekolah Tunarungu Nikaragua pertama di buka. Siswa yang sebelumnya di isolasi dari orang tuli lainnya membawa isyarat yang mereka gunakan di rumah dan membuat semacam tanda pijin (pidgin) satu sama lain.
Mereka berhasil berkomunikasi, tetapi tidak konsisten atau di atur oleh aturan.
Sebagai catatan, bahasa pijin atau pidgin adalah sebuah bentuk bahasa kontak yang di gunakan oleh orang-orang dengan latar belakang penutur bahasa yang berbeda-beda.
Generasi berikutnya yang datang ke sekolah mempelajari tanda pijin dan secara spontan mulai mengaturnya,
menciptakan aturan untuk kesepakatan kata kerja dan perangkat tata bahasa yang konsisten lainnya.
Seiring waktu, bahasa itu menjadi semacam linguistik lengkap yang di kenal sebagai Idioma de Señas de Nicaragua (ISM), atau Bahasa Isyarat Nikaragua.
3. Bahasa Isyarat Tidak Mewakili Bahasa Lisan
Bahasa isyarat dapat menjadi independen dari bahasa lisan di sekitarnya karena bahasa isyarat berkembang dalam komunitas tunarungu.
American Sign Language (ASL) sangat berbeda dari British Sign Language (BSL), meskipun faktanya kedua negara berbicara bahasa Inggris.
Konon, ada banyak kontak antara bahasa isyarat dan bahasa lisan (teman tuli membaca dan menulis atau membaca gerak bibir dalam bahasa sekitarnya), dan bahasa isyarat mencerminkan hal ini.
Bahasa Inggris dapat di representasikan melalui ejaan jari atau sistem buatan seperti Signed Exact English (SEE) atau Cued Speech (tutur terisyarat).
Namun, ini adalah kode untuk bahasa lisan atau tulisan, bukan bahasa itu sendiri.5 dari 9 halaman
4. Bahasa Isyarat Memiliki Tata Bahasa Sendiri
Ada aturan untuk kalimat yang terbentuk dengan baik dalam bahasa isyarat.
Misalnya, bahasa isyarat menggunakan ruang di depan penanda untuk menunjukkan siapa melakukan apa kepada siapa dengan menunjuk.
Namun, beberapa kata kerja menunjuk ke subjek dan objek dari kata kerja, beberapa hanya menunjuk ke objek, dan beberapa tidak menunjuk sama sekali.
Aturan lain adalah bahwa pertanyaan yang dibentuk dengan baik harus memiliki posisi alis yang tepat.
Alis harus turun untuk pertanyaan siapa-apa-di mana-kapan-mengapa, dan naik untuk pertanyaan ya/tidak.
Jika Anda menggunakan aturan yang salah atau tidak konsisten, Anda akan memiliki apa yang di kenal sebagai aksen “asing”.
5. Sama dengan Bahasa Lisan, Anak-anak Belajar Bahasa Isyarat dengan Cara yang Sama
Tahapan pemerolehan bahasa isyarat sama dengan tahap untuk bahasa lisan.
Bayi mulai dengan “mengoceh” dengan tangan mereka. Ketika mereka pertama kali mulai mempelajari atau membuat kata-kata baru,
mereka mengganti bentuk tangan yang lebih mudah dengan yang lebih sulit, menghasilkan “bahasa bayi” yang lucu.
Mereka mulai membuat kalimat dengan merangkai tanda bersama-sama dan baru kemudian menguasai semua aturan tata bahasa.
Yang terpenting, mereka belajar melalui interaksi alami dengan orang-orang di sekitar mereka.
6. Kerusakan Otak Memengaruhi Bahasa Isyarat Seperti Bahasa Lisan
Ketika orang yang secara fasih menggunakan bahasa isyarat mengalami stroke atau cedera otak,
mereka mungkin mengalami afasia (gangguan berkomunikasi) yang serupa.
Namun, mereka masih dapat membuat isyarat yang meniru atau tanpa isyarat.
Mereka mungkin dapat membuat tanda, tetapi tidak menempatkannya dalam konfigurasi gramatikal yang benar.
Mereka mungkin dapat menghasilkan kalimat, tetapi dengan tanda-tanda yang terbentuk secara tidak benar sehingga mereka menciptakan aksen yang aneh.
7. Bahasa Isyarat Adalah Bahasa Visual
Cukup jelas, tetapi penting untuk disebutkan. Bahasa isyarat sama seperti bahasa lisan dalam banyak hal, tetapi sekaligus berbeda.
Tanda bisa sangat lugas dan formal, tetapi juga dapat memanfaatkan sepenuhnya sifat visualnya untuk efek ekspresif atau artistik.
Ketika Anda memikirkannya, bahasa isyarat tidak sepenuhnya berbeda.
Untuk tujuan ekspresif, kita masih dapat memanfaatkan pendengaran bahasa lisan.
Ikutin Terus Prediksi Togel Terupdate
IstanaGoalLounge