ISTANAGOALLOUNGE – Sebagian dari kamu mungkin sering mendengar beberapa informasi yang simpang siur terkait dunia internet. Mungkin beberapa di antaranya kamu melihat atau membaca informasi yang tak jelas sumbernya tentang layanan Google di media sosial. berikut 3 Fakta dan mitos Soal Google
3 Mitos dan Fakta Soal Google
1. Mitos: Google tak mau membayar penerbit berita.
Fakta: Dengan memilih menggunakan layanan iklan Google, penerbit berita menerima sebagian besar pendapatan yang di hasilkan.
Setiap tahun perusahaan mengklaim membayarkan miliaran dolar langsung kepada partner penerbit berita di jaringan iklan Google.
Google juga membantu penerbit menghasilkan uang menggunakan alat berlangganan Google, seperti Berlangganan dengan Google.
Sejak di luncurkan pada 2018, teknologi ini telah menghasilkan lebih dari 400.000 pelanggan berbayar baru untuk mitra berita kami.
Dalam enam bulan terakhir saja, mitra telah mengembangkan basis langganan mereka hingga 100.000 pembaca.
Penerbit mengontrol cara mereka menerapkan berlangganan dengan Google di situs mereka sendiri, dan mempertahankan 85% hingga 95% dari pendapatan, sambil juga memiliki hubungan pelanggan.
Cara lain Google untuk membayar konten adalah melalui Google News Showcase,
Google telah lama mengatakan bahwa kapan dan di mana ada kebutuhan untuk melisensikan konten pihak ketiga untuk suatu produk, kami akan membayarnya.
Selama bertahun-tahun Google telah melisensikan skor olahraga, informasi keuangan, cuaca, dan, baru-baru ini, berita audio.
Dengan Google News Showcase, perusahaan telah berkomitmen US$ 1 miliar selama tiga tahun
untuk membayar penerbit untuk menghasilkan pengalaman konten yang di kurasi secara editorial dan untuk akses pengguna gratis yang terbatas ke konten berbayar.
2. Mitos: Google seharusnya membayar untuk link
Fakta: Kemampuan untuk saling menautkan link antar-situs dengan bebas adalah bagian fundamental dari internet.
Seperti halnya kamu tidak perlu membayar untuk mencantumkan hyperlink di dalam email, situs dan search engine pun tidak perlu membayar untuk menyediakan link ke situs pihak ketiga.
Keharusan membayar dapat menjadi preseden buruk dan menguntungkan sekelompok konten
(yaitu, konten dari penerbit berita) di bandingkan yang lain, sehingga merusak Google Search.
3. Mitos: Google menghasilkan banyak uang dari konten berita
Fakta: Google tidak menghasilkan uang dari Google News. Ada berbagai anggapan yang sangat keliru tentang nilai konten berita bagi Google.
Situs berita hanyalah sebagian kecil dari informasi yang ada di internet.
Dalam setahun terakhir, kueri terkait berita di Google Search berjumlah kurang dari 2% dari total kueri di Google Search secara global.
Perusahaan tidak menayangkan iklan — atau menghasilkan uang — dari sebagian besar penelusuran.
Dan kami tidak menjalankan iklan di Google News atau tab hasil berita di Google Search.
Hampir semua iklan yang orang lihat di Google di tayangkan untuk penelusuran dengan niat komersial seperti “sneakers”, “t-shirts”, atau “bengkel” dan umumnya bukan dari kueri pencarian berita.
Dan kami hanya menghasilkan uang jika iklan terbukti berguna dan relevan, sebagaimana di tandai oleh klik Anda pada iklan tersebut.
Meskipun perusahaan tidak menjalankan iklan di Google Berita atau tab hasil berita,
pihaknya membantu organisasi berita menampilkan iklan di situs web, aplikasi, dan video mereka.
Banyak penerbit berita menggunakan alat dan platform periklanan kami.
Setiap tahun, Google mengklaim membayarkan miliaran dolar langsung kepada partner penerbit berita di jaringan iklan perusahaan.
Jutaan penerbit menggunakan layanan periklanan Google untuk menjalankan iklan digital di situs web dan aplikasi mereka, dan ketika melakukannya, mereka mempertahankan sekitar 70% dari pendapatan yang di hasilkan.
Produk Google membantu penayang untuk menjual, menjadwalkan, menayangkan, dan digital ad inventory.