ISTANAGOALLOUNGE – Tahukah kamu, sejak tahun 1600, setidaknya 278.880 orang tewas akibat letusan gunung, di mana sebagian besar kematian di kaitkan dengan bahaya tidak langsung dari letusan. dampak dari letusan gunung berapi gunung Tambora pada 1815 di Indonesia misalnya, telah menewaskan 92.000 orang. Sementara tsunami vulkanik imbas dari letusan gunung Krakatau pada 1883 menewaskan sedikitnya 36.000 orang. berikut 5 Gunung Berapi Paling berbahaya
5 Gunung Berapi Paling berbahaya
1. Vesuvius, Italia
Gunung Vesuvius pernah meletus dengan sangat dahsyat pada tahun 79 M, menghancurkan kota Pompeii dan Herculaneum.
Vesuvius masih menjadi gunung berapi berbahaya mengingat letaknya di dekat kota Napoli yang dihuni oleh sekitar 3 juta orang.
Jika Gunung Vesuvius meletus hari ini, kemungkinan besar penduduk sudah di evakuasi terlebih dahulu karena bakal terjadi rentetan gempa sebelum gunung meledak.
Namun, bagi mereka yang belum dievakuasi bakal di hujani batu apung besar dengan kolom abu raksasa membumbung tinggi di angkasa.
Saat gunung berapi mulai kehabisan energi, gunung akan mulai runtuh, menyemburkan partikel batuan yang lebih kecil ke langit dan terjun dengan kecepatan tinggi ke daratan.
Abu vulkanik, batu dan lava akan membanjiri lereng gunung, menghancurkan apapun yang di laluinya.
Ini berpotensi mengubah Napoli menjadi kota Pompeii baru.
2. Nyiragongo, Republik Demokratik Kongo
Gunung berapi Nyiragongo yang terletak di Afrika tengah ini telah meletus beberapa kali dalam dekade terakhir.
Kendati letusannya tidak terlalu eksplosif, ia menghasilkan bentuk lava yang sangat cair dan berbahaya.
Ketika lava itu menyebar, ia dapat dengan cepat bergerak menuruni sisi gunung dan menggenangi daerah sekitar tanpa peringatan.
Pada 2002, danau lava di puncak gunung Nyiragongo pernah pecah, mengakibatkan aliran lava meluncur ke arah kota terdekat Goma dengan kecepatan 60 km per jam, menelan semua yang di laluinya hingga kedalaman 2 meter.
Beruntung, peringatan telah di keluarkan oleh otoritas setempat dan masyarakat telah di evakuasi sebelum bencana terjadi sehingga tidak ada korban dalam insiden tersebut.
3. Popocatepetl, Meksiko
Popo, begitu penduduk setempat menyebut gunung berapi yang satu ini.
Gunung Popocatepetl hanya berjarak 70 kilometer barat daya dari salah satu kota terbesar di dunia, yakni Mexico City rumah bagi 20 juta orang.
Yang terbaru Popo pernah menunjukkan aktivitasnya pada tahun 2016 dengan menyemburkan gumpalan abu vulkanik setinggi 5 kilometer.
Belakangan, Popo lebih sering mengeluarkan gumpalan abu ketimbang kerikil atau lava.
Namun gumpalan abu ini melapisi gunung dalam selimut abu tebal yang bila di campur dengan air,
dapat membentuk campuran lumpur padat yang berpotensi mengalir puluhan kilometer.
Fenomena yang di kenal sebagai lahar dingin ini bisa sangat mematikan,
seperti bencana Nevado del Ruiz tahun 1985 ketika lahar dari gunung berapi
melahap 26.000 orang tewas di kota Armero, Colombia, yang berjarak 60 kilometer dari pusat semburan.
4. Anak Krakatau, Indonesia
Gunung Anak Krakatau juga ternyata masuk sebagai gunung berapi paling berbahaya di dunia.
Nama Krakatau di kenal dunia karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1886.
Letusan ini memicu tsunami raksasa hingga menewaskan 36.000 orang.
Kekuatan ledakannya setara dengan 13.000 bom atom Hiroshima. Gunung Anak Krakatau pertama kali muncul pada tahun 1920-an, yang punya ketinggian 300 mdpl.
Beberapa tahun terakhir, Anak Krakatau terus menunjukkan aktivitasnya.
Bahkan pernah menyebabkan tsunami Banten pada 2018 lalu hingga menelan ratusan korban jiwa.
Tidak ada yang tahu apakah Anak Krakatau bisa meledak sedahsyat ayahnya pada tahun 200 tahun lalu.
Namun, mengingat lokasi Krakatau berada di Jawa dan Sumatera sudah tentu bisa menjadi ancaman besar bagi kehidupan sekitar.
5. Changbaishan, China
Hanya sedikit yang tahu tentang gunung berapi yang terletak di China ini. Changbaishan terakhir meletus pada tahun 1903.
Namun jauh sebelum itu, gunung ini menyimpan sejarah mengerikan. Pada tahun 969 M,
letusan Changbaishan menjadi salah satu yang terbesar dalam 10.000 tahun terakhir, melepaskan material tiga kali lebih besar ketimbang Krakatau pada 1886.
Salah satu bahaya utama yang ditimbulkan oleh Changbaishan adalah danau kawah besar di puncaknya.
Jika runtuh, danau ini bisa menghasilkan lahar dalam jumlah besar dan menjadi ancaman bagi 100.000 orang yang tinggal di sekitarnya.
Pada awal 2000-an, para ilmuwan mulai memantau gunung berapi tersebut.
Hasilnya, aktivitas Changbaishan mengalami peningkatan, dan dormansi ruang magmanya akan segera berakhir.
Hal ini menandakan bahwa gunung berapi tersebut bisa menimbulkan bahaya dalam beberapa dekade mendatang.
Ironisnya, Gunung Changbaishan berada di perbatasan antara China dan Korea Utara.
Mengingat lokasinya yang sensitif secara geo-politik, efek dari aktivitas gunung berapi akan sangat sulit dikelola.