IstanaGoalLounge – Kabupaten Buru berada di Provinsi Maluku. Letaknya berbatasan dengan Laut Seram di sebelah utara, Kabupaten Buru Selatan di sebelah selatan, dan Selat Manipa di sebelah timur. Luas wilayah 7.595,58 kilometer persegi yang terbagi menjadi sepuluh kecamatan, yaitu Namlea, Waeapo, Waplau, Bata Bual, Teluk Kaiely, Waelata, Lolong Guba, Lilialy, Airbuaya, dan Fena Leisela. berikut 3 Fakta Kabupaten Buru Maluku
3 Fakta Kabupaten Buru Maluku
1. Tempat Pengasingan
Pada 1969-1979, Pulau Buru menjadi tempat pembuangan bagi orang-orang yang di anggap terlibat dengan kegiatan G30S/PKI dan mendukung Presiden Sukarno.
Pulau ini di anggap sebagai Gulag ketika masa Orde Baru. Gulag merupakan istilah untuk tempat pembuangan para tahanan politik dan mekanisme untuk menindas oposisi dari rezim Orde Baru.
Mereka yang di tahan tidak melalui sidang sehingga tidak dapat di nyatakan bersalah secara hukum.
Pembuangan ini sebenarnya termasuk bagian dari proyek Orde Baru untuk ‘membersihkan’ unsur Orde Lama.
Para tahanan politik ini dianggap membahayakan rezim tersebut.
Salah satu tokoh terkenal yang ikut di asingkan adalah penulis ternama Pramoedya Ananta Toer.
Ia di anggap bersikap oposisi terhadap pemerintahan Orde Baru.
Para tahanan ini di asingkan di Desa Savana Jaya, Kecamatan Waepo.
Wilayah ini merupakan padang rumput luas yang di kelilingi hutan. Namun, pengasingan itu tak menghentikan kreativitas Pramudya.
Ia bahkan membuat Tetralogi Buru yang sempat di larang peredarannya di Indonesia
2. Kedatangan China
Pada awal abad ke-7 M, pelaut Cina dari zaman Dinasti Tang mengunjungi daerah Maluku, termasuk Buru, Mereka datang untuk mencari rempah-rempah.
Kedatangan bangsa Cina sengaja dirahasiakan untuk mencegah datangnya bangsa-bangsa lain.
Sebelum kedatangan Belanda, wilayah Buru masih di bawah pengaruh Kesultanan Ternate.
Pada saat itu, Kesultanan Ternate tidak hanya menduduki wilayah Buru saja, tetapi beberapa wilayah lainnya seperti Pulau Seram, Kelang, Buano, dan Manipa.
Adanya pengaruh Kesultanan ternate terlihat dengan adanya perwakilan Sultan Ternate
yang di tempatkan pada pulau-pulau tersebut dan di beri gelar sangadji atau TGimelaha (Kimelaha).
Sejak VOC datang ke Indonesia, hasil bumi Buru dimonopoli oleh VOC, terutama cengkeh.
3. Penduduk Asli
Penduduk asli yang mendiami Buru adalah Suku Buru yang banyak tinggal di Pulau Buru.
Suku ini menyebut diri nya sebagai Gebfuka atau Gebemliar yang berarti orang dunia atau orang tanah. Bahasa yang mereka gunakan yaitu Bahasa Buru.
Mereka tinggal di rumah-rumah panggung yang terbuat dari bambu dengan beratapkan alang-alang atau daun kelapa.
Dalam keseharian, Suku Buru mengumpulkan sagu hutan yang menjadi makanan pokok mereka.
Sebelum mengenal kepercayaan seperti saat ini, Suku Buru menganut animisme, kepercayaan terhadap benda-benda sekitar yang dihuni oleh nenek moyang.
Masyarakat Buru percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari gunung dan air, sehingga Danau Rana dan Gunung Date merupakan tempat yang keramat.
Ikutin Terus Prediksi Togel Terupdate
IstanaGoalLounge