6 Fakta Menarik Kabupaten Sigi

IstanaGoalLounge 6 Fakta Menarik Kabupaten Sigi Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah. Ibu kotanya berada di Bora dan menjadi satu-satunya kabupaten yang tidak bergaris pantai di Provinsi Sulawesi Tengah.

6 Fakta Menarik Kabupaten Sigi Luas wilayah Kabupaten Sigi mencapai 5.196,02 kilometer

persegi dan hampir 70 persennya berupa hutan. Areanya berbatasan dengan Kabupaten Donggala dan Kota Palu di sebelah utara, Kabupaten Luwu Utara di sebelah selatan, Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara di sebelah barat, serta Kabupaten Poso di sebelah timur.

Jumlah penduduk kabupaten ini sebanyak 239.421 jiwa, pada 2019. Kabupaten Sigi terbagi ke dalam 15 kecamatan yang seluruhnya terletak di dekat garis khatulistiwa. Kecamatan terbesar di Sigi adalah Kecamatan Kulawi dengan luas wilayah 1.053,56 kilometer persegi.

1. Kerajaan Sigi Dolo

Sebelum masa pendudukan Belanda, Sigi merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Sigi Dolo yang berpusat di Bora.

Kerajaan ini merupakan cikal bakal dari Kerajaan Sigi, salah satu kerajaan terbesar dan di segani kerajaan-kerajaan lain.

Menurut tokoh masyarakat, Kerajaan Sigi di segani pada waktu itu karena mereka berhasil mengadakan hubungan dengan Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan. Dalam catatan sejarah, raja pertama Kerajaan Sigi merupakan seorang perempuan yang bernama Nili Najo atau Nggunajo.

Pada akhir abad ke-19, berdirilah Kerajaan Sigi-Dolo. Rajanya, Toi Dompu di kenal sebagai raja yang berhati keras dan membuat kerajaannya di segani oleh kerajaan lainnya.

Saat Belanda masuk, Raja Toi Dompu melawan kehadirannya hingga Belanda menganggap ia sebagai penghalang besar. Toi Dompu pun di tangkap Belanda dan di asingkan ke Pulau Jawa hingga akhir hayatnya. Sementara, rakyat Sigi yang marah bereaksi dengan melawan Belanda hingga menimbulkan banyak korban jiwa. 

2. Situs Purbakala Kabupaten Sigi

Situs purbakala yang terletak di Kecamatan Kulawi ini berusia 3.931 tahun. Terdapat 68 peninggalan dari zaman megalitikum, salah satunya berupa perkakas batu dari zaman megalitikum. 

Selain itu, terdapat batu menhir yang di duga sebagai tempat pemujaan yang bentuknya horizontal. Bentuk itu terbilang unik lantaran menhir biasanya berbentuk vertikal.

Di temukan pula batu lumpang yang memiliki ciri terdapat lubang pada atas batu dengan bentuk batu yang berbeda-beda. Batu lumpang di fungsikan sebagai alat penumbuk obat pada zaman tersebut.

3. Desa Adat Ngata Toro

Desa adat Ngata Toro terletak di Kecamatan Kulawi. dan Desa yang di kenal juga dengan nama Desa Toro terkenal dengan hasil pangan padi yaitu Padi Kamba dan Padi Kanari. Menurut tetua adat yang ada di desa ini, masyarakat Desa Toro selalu memegang dua nilai dari nenek moyang, yaitu hintuvua dan katuvua.

Hintuvua merupakan nilai-nilai moral yang ada ketika membangun hubungan dengan manusia.

Nilai moral ini berdasarkan nilai cinta kasih, penghargaan, solidaritas, dan musyawarah. Katuvua dapat di artikan sebagai nilai ideal mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan alam.

Upacara adat yang di jalankan di desa ini bernama vunja ada mpae yang di adakan menjelang hari panen raya.

Ritual ini di awali dengan perundingan para tetua desa dengan orang yang berwenang dalam merancang kegiatan pertanian atau tina ngata.

Orang yang di sebut tina ngata memiliki kemampuan mengenai ilmu-ilmu seputar binatang. Berbekal pengetahuan mereka, tina ngata bertugas untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, pengolahan ladang, dan sawah.

Selanjutnya, pada perayaan vunja ada mpae yang di laksanakan di tanah lapang, masyarakat akan membuat bangunan adat lobo. Bangunan ini terbuat dari bambu yang di bentuk untuk meletakkan hasil panen desa. Pada perayaan ini, tetua adat mengenakan pakaian dari kulit kayu yang bernama mbesa.

4. Taman Nasional Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, tepatnya di Kecamatan Kulawi. dan Taman nasional ini merupakan penggabungan dari kawasan Suaka Margasatwa Lore Kalamanta, Hutan Wisata atau Hutan Lindung Danau Lindu, dan Suaka Margasatwa Sungai Sopu. Pada 1977, Taman Nasional Lore Lindu telah di tetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO.

Taman Nasional ini menyimpan lima jenis tumbuhan kantong semar yang merupakan tanaman endemik

. Selain itu, taman nasional ini juga menjadi habitat bagi berbagai jenis jamur, lumut, dan tanaman paku-pakuan. Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat asli dari Anoa, Rusa, Tarsius, dan Kera Hitam Sulawesi (Macaca tonkeana). Tarsius yang ada meliputi Tarsius pumilusTarsius dentatus, dan Tarsius lariensis.

Terdapat pula burung Maleo (Macrocephalon maleo), Rangkong (Rhyticeros cassidix), dan Elang Sulawesi. Kawasan ini juga banyak di temukan kupu-kupu, sebagian besar telah di budidayakan.

5. Air Terjun Wera

Air Terjun Wera yang terletak di Kecamatan Dolo, sekitar 20 kilometer dari Kota Palu dan dapat di akses dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. dan Air terjun ini mengalir dari balik pegunungan yang di kelilingi oleh hutan hijau. Untuk mencapai lokasi air terjun ini, perlu berjalan kaki menyusuri hutan lindung dan sungai selama 30 menit.

Di dekat air terjun, tempat kolam alami dari aliran Air Terjun Wera. Namun karena derasnya aliran air, di sarankan untuk tidak berenang di kolam tersebut. Kawasan ini juga memiliki beberapa kolam alam yang tidak terlalu deras aliran airnya, yang masih memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat berendam atau membasahi diri. 

6. Tari Tradisional

Tari Raigo di sebut pula Tari Raego merupakan tarian tradisional dari Suku Kulawi, Suku Kaili, dan Suku Bada. Terdapat perbedaan penyebutan pada setiap suku, Suku Kalawi menyebutnya sebagai Raego, Suku Kaili menyebutnya Rego, dan Suku Bada menyebutnya Raigo.

Raego merupakan sebuah tarian dan syair tradisional.

Tarian ini di lakukan dalam formasi yang berbentuk lingkaran sambil bernyanyi syair panjang dalam Bahasa Uma Tua. Bahasa ini sekarang sudah tidak di pakai dalam keseharian.

Setiap syair yang di kidungkan berbeda-beda, tergantung acara yang berlangsung. Tarian ini hanya di iringi oleh vokal penari dengan syair-syair ritual dari acara yang sedang di laksanakan. Namun, ada pula Raego yang di iringi dengan musik, yaitu gendang dan gitar, khususnya pada upacara sesudah panen dan pementasan kesenian. Karena bersifat kolosal, tarian ini dapat di laksanakan oleh banyak orang.

Sarri Segera Latih Lazio, Minta Datangkan Pemain Chelsea Ini
PREDIKSI TOGEL SINGAPORE

LIVE CHAT 24 JAM 

LINE : Istanagoal
FB : Istana Goal
WHATSAPP : +6281315648152

Min Depo : Rp 25.000,-
Min WD : Rp 50.000,-
BONUS DEPOSIT HARIAN
BONUS DEPOSIT NEW MEMBER 10%

Ikutin Terus Prediksi Togel Terupdate
IstanaGoalLounge

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *