
IstanaGoal – Crystal Palace mencatat sejarah besar dengan meraih trofi mayor pertama mereka setelah menaklukkan Manchester City 1-0 dalam final Piala FA di Stadion Wembley. Kemenangan ini sekaligus memastikan satu tempat bagi Palace di kompetisi Liga Europa musim depan.
Gol semata wayang dalam pertandingan ini dicetak oleh Eberechi Eze, yang memanfaatkan skema serangan balik cepat setelah Palace sempat ditekan habis-habisan di awal laga. Sementara itu, City gagal memanfaatkan sejumlah peluang, termasuk penalti yang tidak berbuah gol.
Meski tampil dominan dengan penguasaan bola hampir total di 15 menit pertama, pasukan Pep Guardiola tidak mampu menembus pertahanan disiplin Palace yang tampil cerdas dalam mengelola tekanan.
Eberechi Eze dan Serangan Balik Mematikan Palace
Gol Eberechi Eze menjadi simbol kekuatan Crystal Palace sebagai tim dengan strategi serangan balik yang efektif di bawah arahan Oliver Glasner. Dalam satu rangkaian serangan kilat dari tendangan gawang, Palace mampu menjebol pertahanan City hanya dalam 13 detik dan sembilan sentuhan.
Sebelum gol itu terjadi, City sempat mendominasi dengan 88 persen penguasaan bola di awal pertandingan. Namun Palace tetap tenang dan disiplin menunggu momen yang tepat untuk melakukan serangan balik.
Ketiadaan gelandang bertahan murni dalam formasi City menjadi celah besar yang dimanfaatkan Palace. Saat Mateta mengontrol bola di tengah lapangan, Kevin De Bruyne yang menjadi gelandang terdalam City berada terlalu jauh untuk menghentikannya.
Penalti Gagal dan Tanda Tanya Erling Haaland
Salah satu momen krusial dalam laga ini adalah gagalnya penalti yang dieksekusi Omar Marmoush. Banyak pihak mempertanyakan mengapa bukan Erling Haaland yang mengambil tendangan tersebut, mengingat statusnya sebagai eksekutor utama di tim.
Sebagai ujung tombak andalan, Haaland memiliki reputasi sebagai pencetak gol andal, termasuk dari titik putih. Ketiadaannya dalam momen penting tersebut menimbulkan kebingungan dan spekulasi terkait keputusan internal tim.
Meskipun alasan seperti performa saat latihan mungkin digunakan sebagai pembenaran, pertandingan final seharusnya menjadi ajang bagi pemain utama untuk tampil di momen krusial dan membawa tim menuju kemenangan.
Keputusan Taktik Guardiola Dipertanyakan
Pep Guardiola mencoba pendekatan berbeda dalam laga ini setelah komentar Glasner usai kekalahan 5-2 Palace di liga bulan lalu. Guardiola tidak lagi memakai pola inverted full-back, melainkan menempatkan bek sayap lebih tinggi dan melebar.
Langkah ini memberi City lebih banyak energi di lini tengah, namun mengorbankan keseimbangan di lini belakang. Akibatnya, City lebih mudah ditembus lewat serangan balik cepat Palace yang mematikan.
Ketika Palace melancarkan serangan yang menghasilkan gol Eze, terlihat jelas kelemahan di lini tengah City. Ruang yang terbuka lebar dimanfaatkan dengan cermat, menggarisbawahi risiko taktik baru Guardiola di partai sepenting final.
HOT PROMO BONUS ISTANA GOAL :
Bonus yang kami berikan untuk bosku :
- Bonus New member 10% (MAX 100RB)
- Bonus Deposit Harian 5% (MAX 100RB)
- Bonus Cashback Sportbook UP 5% (Min 100 RIBU)
- Bonus Rolingan Casino 0.8% (MIN TO 1 JT)
- Bonus Cashback Slot UP 5% (Min 100 RIBU)
- Bonus Refferal 3% (TOGEL)