ISTANA GOAL – Satu pemain asal Italia akan meramaikan Premier League musim 2022/20223 ini. Pemain tersebut adalah penyerang Gianluca Scamacca yang baru saja dipinang West Ham dari Sassuolo.
Scamacca didatangkan oleh West Ham United dari Sassuolo dengan nilai transfer sebesar 35 juta pounds. Sang bomber dikontrak hingga Juni 2027 mendatang dengan opsi perpanjangan kontrak satu tahun lagi.
Di masa lalu, tak sedikit penyerang Italia yang justru flop ketika bermain di Inggris. Kultur permainan yang cenderung berbeda membuat mereka sulit beradaptasi. Namun, ada beberapa di antaranya telah meraih kesuksesan bermain di kasta teratas liga Inggris tersebut.
Berikut ini beberapa striker asal Italia yang pernah merumput di Premier League. Siapa saja? Simak selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Gianfranco Zola
Banyak pemain asing hebat yang membela Chelsea sejak era Premier League. Di antara pemain hebat itu, sosok Gianfranco Zola menjadi sangat ikonik bagi fans The Blues.
Karier keemasan Zola satu dasawarsa pertama ia habiskan di Italia, terutama bersama dengan Napoli dan Parma. Setelah itu, Zola menancapkan kakinya di Inggris bersama Chelsea.
Fans Chelsea begitu memuja Zola. Dia membela Chelsea selama tujuh musim. Zola mencatat 306 penampilan, mencetak 76 gol, dan 22 assist. Zola sukses mempersembahkan dua trofi Piala FA, satu Piala Liga, dan dan trofi Piala Super Eropa.
Paolo Di Canio
Paolo Di Canio dikenal sebagai sosok eksentrik, bengal, dan sulit ditebak. Namun, di kalangan fans West Ham, Di Canio adalah pemain yang sangat spesial.
Saat masih di Italia, Di Canio pernah membela Lazio, Juventus, Napoli, dan AC Milan. Saat memutuskan hijrah dari Italia, Di Canio lebih dulu membela Celtic dan Sheffield sebelum datang memperkuat West Ham mulai 1999 hingga 2003.
Di Canio kemudian juga sempat membela Charlton sebelum pulang ke Italia untuk bermain di Lazio. Selama bermain di Inggris, Di Canio mencatat 190 penampilan, mencetak 66 gol, dan membuat 23 assist.
Gianluca Vialli
Karier profesional Gianluca Vialli dimulai 1980 dengan memperkuat kesebelasan Cremonese. Setelah empat tahun bermain bersama Cremonese, Vialli diboyong Sampdoria usai awal musim 1984/1985 untuk dipersatukan dengan Roberto Mancini.
Sempat membela Juventus, Vialli lantas meninggalkan Serie A untuk membela Chelsea. Vialli bergabung dengan The Blues setelah direkrut pelatih Ruud Gullit.
Musim pertama Vialli dilalui dengan memenangkan Piala FA. Namu,n pada musim berikutnya Gullit memilih mengeluarkannya dari starting line-up, meski banyak mencetak gol hebat. Di Stamford Bridge, Vialli meraih lima trofi dalam waktu kurang dari tiga musim.
Mario Balotelli
Sebelum membela Man City pada 2010, Balotelli bermain untuk Lumezzane dan Inter Milan. The Citizens menggaetnya dengan nilai transfer 26 juta poundsterling atau sekitar Rp 519 miliar.
Balotelli sempat menjadi andalan Man City dan tampil bagus. Akan tetapi, Balotelli punya masalah pelik di luar lapangan. Balotelli pernah tanpa sengaja hampir membakar rumahnya. Balotelli juga ngebur di jalanan dan mengunjungi klub malam sebelum bertanding.
Sejak hengkang dari Manchester City, Balotelli sering berganti klub. Pada 29 Januari 2013, Balotelli bergabung dengan AC Milan. Selepas dari Milan, ia juga sempat bermain di Liverpool, Nice, Marseille, dan Brescia.
Patrick Cutrone
Nama Cutrone sempat meroket ketika memperkuat AC Milan. Dalam kurun waktu tiga tahun membela Rossoneri, Cutrone membukukan 90 kali penampilan serta mengemas 27 gol, serta 8 assist.
Wolves kemudian memboyong Cutrone dengan mahar sebesar 22 juta Euro (setara Rp 343 miliar) dari AC Milan pada 2019. Namun, uang tunai yang diterima Rossoneri adalah 18 juta euro, sementara sisanya dalam bentuk bonus.
Selama memperkuat Wolves, Cutrone belum bisa memberikan penampilan yang menjanjikan dan kalah bersaing dengan Raul Jimenez. Ia hanya mencatat 28 kali penampilan serta mengemas 3 gol dan 4 assist selama berada di Molineux.