
Kisah Tragis Pasukan
ISTANAGOAL – JAKARTA : Selama bulan Ramadan, ketegangan antara Kesultanan Banten dan Cirebon semakin memanas. Konflik antara dua kerajaan Islam di Pulau Jawa itu sebenarnya sudah dimulai sejak hari ke-30 Ramadan, sehari sebelum Idul Fitri.
Kala itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram diserbu oleh Kesultanan Cirebon. Setelah itu, ia berhasil meyakinkan Sultan Banten agar mengakui Mataram dan menghadapi penguasanya. Namun, Kesultanan Banten dengan tegas menolak ajakan tersebut.
Sultan Mekkah kerap kali menulis surat kepadanya yang berisi hikmah, tetapi Sultan Banten tidak mau menerima penguasa yang lebih tinggi darinya.
Dengan demikian, Banten pun menyulut keinginan untuk berkonflik di Cirebon yang saat itu dikuasai Kesultanan Mataram.
Meski jumlah pasukannya terbatas, mereka tetap bersiap menghadapi pasukan Cirebon. Seperti yang diduga, sebanyak enam puluh kapal layar terlihat bergerak ke arah Pelabuhan Tanara.
Menurut “Disintegrasi Mataram: Di Bawah Mangkurat I” karya H.J. De Graaf, Senapati atau pemimpinnya adalah Ngabei Panjangjiwa, yang di dampingi oleh Pangeran Martasari.
Sebaliknya, orang Banten yang di pimpin oleh Lurah Astrasusila, Demang Narapaksa, dan Demang Wirapaksa, mengirimkan armada sebanyak lima puluh kapal. Lebih banyak pejabat juga ikut serta. Jika menang, Sultan berjanji akan memberikan kampuh (kain besar) dan hadiah dua ribu rial.
Ketika Astrasusila sampai di Tanara, ia bersembunyi di Tanjung Gede dan menunggu dua kepala suku Muara Pasiliyan lainnya.
Kisah Tragis Pasukan
Orang-orang Cirebon mendayung ke pelabuhan Tanara pada pagi hari. Ngabei Panjangjiwa menyerahkan diri kepada Demang Wirapaksa dan membuang senjatanya.
Sultan memaafkannya begitu ia dikirim kepadanya. Orang-orang Cirebon lainnya tidak menyadari bahwa Panjangjiwa telah menyerah tanpa berusaha melawan ketika mereka melihat senjata-senjata itu mengambang. Astrasusila dan dua demang langsung menyerang mereka.
Prajurit Cirebon kalah. Sebanyak 50 kapal di rebut, dan hanya satu yang berhasil keluar hidup-hidup, dipimpin Martasar.
Setelah gagal melawan, para awak kapal di borgol dan di bawa ke lapangan Sumur Angsana.
Meskipun sudah memohon belas kasihan, mereka semua di bantai di sana. Kepala-kepala mayat mereka yang telah meninggal dikirim ke Surasowan (Banten).
Pada hari ketiga puluh Ramadhan, peristiwa mengerikan itu terjadi. Para prajurit kembali ke Banten pada hari Idul Fitri. Tanggal 22 Desember 1650 adalah hari ke-30 Ramadhan, dan keesokan harinya adalah Idul Fitri.
BACA JUGA : Prediksi Togel Hongkong Pools 21 Mei 2025: Akurat dan Terpercaya, Cek Angka Jitu Sekarang!

Beberapa Promo Utama Andalan Dari Platform kami , Sebagai berikut:
- New member 10% (TO X3)
- Deposit Harian 5% (TO X3)
- Cashback Sportbook UP 15% (Min 100 RIBU)
- Cashback Slot Up To 15%
- Rolingan Casino 0.8% (MIN TO 1 JT)
Diskon Togel , Sebagai berikut:
Diskon Togel :
Di scount 2,3,4D : 66.75% , 3D : 59.5.00% , 2D : 29.75%
Kombinasi = 8%
Shio = 12%
Angka (1A) = 5%
Macau (2A) = 15%
Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
Kontak WhatsApp Dan Live Chat Resmi Kami IstanaGoal
WA : +6283877196739