Psikolog: Rahasia Anti Galau saat Tidak Bisa Mudik
Lebaran tinggal menghitung hari. Biasanya, semua umat muslim akan menyambut dengan suka cita. Belanja sembako, beli baju baru, hingga memesan tiket untuk mudik adalah agenda tahunan yang selalu ada jelang lebaran. Namun lebaran kali ini terasa berbeda. Jangankan untuk membeli baju lebaran, untuk bertemu sanak keluarga di kampung halaman pun seolah mustahil.
Pandemi Corona membuat kita harus menahan rindu pada keluarga di kampung halaman. Kendati himbauan sudah diumumkan oleh pemerintah, masih banyak masyarakat yang nekat mudik ke kampung halaman.
“Alasan orang memaksakan mudik ada dua. Pertama not well informed (informasi yang didapat tidak lengkap). Yang kedua kesulitan mengelola emosinya dengan baik sehingga dia membuat keputusan ketika perasaannya kalut. Keputusannya cenderung merugikan,” ujar Karina Negara, B.A., M.Psi., Psi., Psikolog Klinis dan Co-Founder KALM.
Menurut Karina, ketika seseorang mengekspresikan kerinduan pada kampung halaman dan berusaha untuk pulang terlepas dari apapun yang terjadi maka perasaannya mengambilalih tindakan. “Kangen itu kan bagian dari perasaan dan seharusnya kita bisa deal with the feeling,” tuturnya.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan saat tak bisa mudik lebaran agar perasaan jauh lebih baik
1.Validasi feeling
Ketika tidak bisa mudik secara otomatis muncul suatu perasaan. Beberapa orang mungkin biasa saja atau justru senang. Tetapi ada sebagian lainnya yang merasa sedih, cemas, kecewa bahkan marah. Akui dan terima perasaan yang muncup.
2. Selalu kembali fakta
Faktanya di masa pandemi Corona kita tidak bisa pulang ke kampung halaman. “Boleh banget kalau mau pikir bisa tidak ya kita pulang? Adakah cara pulang yang aman dan sehat. Namun perlu diingat, ketika di jalan bisa jadi kita aman-aman saja (tidak bersentuhan dengan siapapun) tetapi siapa tahu kita justru menjadi carrier (pembawa) virus atau ternyata keluarga kita di sana ada yang sudah terpapar, yang awalnya sehat malah menjadi petaka. Mengingat segala kemungkinan yang bisa terjadi ada baiknya kita selalu kembali pada fakta yang ada,” urai Karina.
3. Jangan Pasrah
Tidak bisa pulang bukan berarti kita pasrah begitu saja. Pasrah tanpa ada usaha apapun akan membuat kita tidak berdaya. Ketidakberdayaan ternyata berpotensi membawa masalah lain.
“Jangan langsung pasrah. Setelah menerima perasaan, tenangkan perasaan, dan berpikir. Kalau cara mudik hasilnya nihil lanjut berpikir, rencanakan hal lain,” saran Karina. Perasaan dulu yang di pikiran perasaan perilaku. Itu saling mempengaruhi. Di setiap orang beda-beda.
4. Berdamai dengan diri sendiri
Manusia diliputi tiga hal; pikiran, perasaan dan perilaku. Ketiga hal tersebut saling mempengaruhi. Jika suasana hati dan pikiran kacau, maka perilaku yang muncul pun akan buruk
“Cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri. Apabila perasaannya sudah tenang baru bisa berpikir dengan bijaksana,” ujarnya.
5. Jangan membuat keputusan saat sedang kalut
Ketika suasana hati buruk, maka kemampuan berpikir kita sedang menurun. Saat kita memaksakan otak bekerja di tengah kekacauan hati, hasil yang didapatkan pun akan buruk.
“Kalau sudah bisa berpikir jernih silahkan beraksi. Lakukan hal lain supaya tidak berlarut-larut. Misalnya video call, spend time dengan orang di rumahmu saat ini. Bagi yang punya anak bisa main sama anak,” terang Karina.
Ikuti Terus Prediksi Pertandingan Bola Terupdate
IstanaGoal Lounge
Klik di Sini Untuk Situs Togel Online Terbaik