6 Fakta Menarik Tangerang yang Dijuluki Kota Benteng

Sebagai berikut Tangerang termasuk salah satu wilayah aglomersi di yang berada di sebelah barat Ibu Kota Jakarta. Tangerang menjadi kota terbesar di Provinsi Banten dan ketiga terbesar di Jabodetabek setelah Jakarta dan Bogor.

Pada 2019, jumlah penduduk kota ini mencapai 2.185.304 jiwa.

Penyangga ibu kota satu ini di sebut-sebut sebagai kota paling nyaman se-Jabodetabek. Pasalnya, fasilitasnya tak kalah dari ibu kota mulai dari transportasi, pendidikan, sampai pusat perbelanjaan. Kondisi jalan di Tangerang juga terbilang tidak semacet Jakarta.

Selain itu, masih banyak hal-hal menarik lainnya tentang Tangerang.

1. Asal-usul Nama

Catatan sejarah mengungkapkan lahirnya Tangerang bermula dari sebutan sebuah tugu berbahan bambu yang di di rikan oleh putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, Pangeran Soegiri. Tugu tersebut berada di bagian Barat Sungai Cisadane.

Oleh masyarakat sekitar, tugu itu di sebut “tengger” atau “tetengger” yang dalam bahasa sunda artinya tanda atau penanda. Selaras dengan julukannya, fungsi dari tugu itu memang sebagai penanda pembagian wilayah antara Kesultanan Banten dengan pihak VOC Belanda.

Kemudian pada 17 April 1684, terjadi penandatanganan perjanjian antara Sultan Abunnashri Abdulkahar, pewaris Kesultanan Banten, dengan VOC. Salah satu pasal perjanjiannya menyebutkan bahwa wilayah yang kala itu di kenal dengan ‘Tangerang’ sepenuhnya menjadi milik VOC, kantor dagang Belanda.

Waktu itu, VOC juga merekrut warga Makassar sebagai penjaga yang di tempatkan di sekitar wilayah benteng.

Tentara VOC yang berasal dari Makassar tersebut tidak mengenal huruf mati. Mereka terbiasa menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang”. Kesalahan ejaan dan di alek itulah yang kemudian di wariskan hingga saat ini.

2. Di juluki Kota Benteng

Pada masa pendudukan Belanda, Sultan Banten mengangkat tiga orang maulana yang bertugas untuk membantu perekonomian Kesultanan Banten untuk melawan VOC. Dalam perjuangan mengusir VOC, ketiganya membangun benteng pertahanan.

Daerah di sekitar benteng pertahanan itu kemudian di sebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah “Benteng” atau “Bentengan”. Hal itulah yang mendasari Tangerang di kenal dengan sebutan Kota Benteng. Sisa “Bentengan” masih bisa di temukan di beberapa titik di bawah permukaan air Sungai Cisadane yang kian melebar.

3. Bandara Soekarno-Hatta

Tak sedikit orang yang masih mengira bahwa Bandara Soekarno-Hatta, berada di Jakarta. Padahal, bandara ini sebenarnya berada di wilayah Tangerang, tepatnya di Kecamatan Benda dan sebagian Kecamatan Neglasari dan Batuceper.

Bandara Soekarno-Hatta mulai beroperasi pada 1 Mei 1985, menggantikan Bandara Kemayoran yang sudah tak layak lagi karena mulai di padati penduduk.

Bandara ini melayani penerbangan domestik maupun internasional.

ini juga langganan jadi lokasi syuting banyak film dalam negeri.

4. Tradisi Lomba Perahu Naga

Setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Kong Hu Cu, masyarakat peranakan Tionghoa yang berada di seputaran Sungai Cisadane merayakan festival peh cun. Dalam festival itu di gelar tradisi lomba perahu naga.

Di sebut perahu naga karena bagian depan perahu di hiasi bentuk kepala naga dan bagian belakang di hiasi ekor naga. Dalam setiap perahu, ada alat musik yang di bunyikan sebagai aba-aba.

Para peserta di adu pacu menggunakan perahu naga mengarungi Sungai Cisadane. Kemeriahan selama perayaan ini di maknai sebagai sebuah penghormatan kepada leluhur.

5. Wisata Kuliner Pasar Lama

Pasar Lama adalah destinasi favorit banyak orang saat berkunjung ke Tangerang. Kawasan ini menawarkan wisata kuliner malam yang buka sampai jam 23.00 WIB. Di sepanjang jalan Pasar Lama berderet pedagang kaki lima dan kios-kios yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman.

Salah satu yang unik adalah Tenda Dua Cobra. Warung ini menawarkan kuliner ekstrem olahan daging ular dan biawak seperti sate atau sop. Di kawasan ini juga terdapat tugu jam yang merupakan titik nol Tangerang. Anda dapat datang ke sini mulai jam 17.00 WIB karena sudah mulai ramai penjual.

6. Sayur Besan

Di Tangerang ada masakan unik bernama sayur besan yang di pengaruhi tradisi kuliner Betawi. Sayur ini di hidangkan saat orangtua mempelai pria datang ke rumah orangtua mempelai wanita, pada acara perkawinan atau besanan, sehingga di namakan Sayur Besan.

Bahan yang di gunakan pun juga unik, yakni terubuk atau biasa di sebut masyarakat setempat bunga tebu. Di dalam terubuk terdapat bulir-bulir yang menyatu menjadi bonggol yang melambangkan dua keluarga menyatu dalam ikatan kekeluargaan lewat pernikahan. Menu tergolong istimewa di acara pernikahan adat Betawi karena melambangkan penghormatan terhadap orangtua mempelai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *